Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengapresiasi puisi Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang merupakan balasan atas kritik Prabowo. Meski begitu, BPN mengingatkan bahwa kritik Prabowo penting untuk diperhatikan.

"Puisi Bu Sri Mulyani bagus, menyentuh. Tapi saya kira kritik Pak Prabowo juga bagus, biar kita semua sadar bahwa masalah utang ini penting untuk dijadikan perhatian semuanya," ungkap juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, M Kholid, kepada wartawan, Sabtu (2/2/2019).

Sri Mulyani membuat puisi berjudul 'Kala Kamu Menuduh Aku Menteri Pencetak Utang'. Puisi ini seolah jawaban Sri Mulyani setelah Prabowo menyebut Menkeu seharusnya diganti menjadi menteri pencetak utang, menyusul kritiknya terhadap utang negara yang besar.

Menurut Kholid, pernyataan Prabowo disampaikan dalam bentuk kritik membangun. Caleg DPR RI Dapil Jawa Timur IV ini mengatakan Prabowo tidak bermaksud menyerang Sri Mulyani secara personal.

Baca juga: Jawaban Menohok Sri Mulyani soal Tuduhan Menteri Pencetak Utang

"Karena ini masalah yang menyangkut keadilan ekonomi antargenerasi. Pak Prabowo peduli dengan masa depan generasi mendatang, jangan sampai mewarisi utang negara yang terlalu membebani," kata Kholid.

"Sebagai negarawan, tentunya Pak Prabowo tidak mengkritik Menteri Keuangan secara personal dan institusi, tapi mengkritik kebijakannya," lanjut politikus PKS itu.

Prabowo sebelumnya menyindir soal utang negara yang saat ini menumpuk terus. Prabowo menyebut jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu), melainkan diganti jadi menteri pencetak utang.

"Kalau menurut saya, jangan disebut lagilah ada Menteri Keuangan, mungkin menteri pencetak utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo dalam acara dukungan alumni perguruan tinggi di Padepokan Pencak Silat Taman Mini, Jakarta Timur, Sabtu (25/1).

Sri Mulyani saat dimintai tanggapan soal kritik Prabowo itu hanya tersenyum. Namun kemudian dia mem-posting puisi di akun Instagram-nya, yang seolah menjawab kritik capres nomor urut 02 tersebut. 

Dalam puisinya, Sri Mulyani berbicara tentang capaian pemerintah dalam berbagai hal, mulai infrastruktur hingga pemberantasan kemiskinan. Berikut puisi Sri Mulyani:

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami menyelesaikanRibuan kilometer jalan raya, toll, jembatan Untuk rakyat, untuk kesejahteraanKami menyelesaikanPuluhan embung dan air bersih,bagi jutaan saudara kita yang kekeringanPuluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami bekerja menyediakan subsidiJutaan sambungan listrik untuk rakyat untuk menerangi kehidupan, hingga pelosokKami terus bekerjaMeringankan beban hidup 10 juta keluarga miskinMenyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskinMenyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami bekerja siang malamMenyediakan jaminan, agar 96.8 Juta rakyat terlindungi dan tetap sehat.Merawat Ratusan ribu sekolah dan madrasah,agar mampu memberi bekal ilmu dan taqwa,bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannyaKami tak pernah berhenti, agar472 000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa.Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian,170.400 hektar sawah beririgasi untuk petaniJutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murahJutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiketJutaan keluarga menikmati bahan bakar murahJutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri

Terus, Kami terus bekerja, agar74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan. 8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat lebih baikTriliunan rupiah tersediamembantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya

Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamuAgar engkau TIDAK LUPA

Karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA
Aku tak ingin engkau lupa itu.sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita.